Langsung ke konten utama

GAK KECEWA SAMA LAYANAN JNE???

Dulu, sekitar tahun 80an - 90an aku hanya mengenal TiKi (Titipan Kilat). Sering kulihat iklannya di majalah atau koran yang kubaca.

Iklan TiKi yang kubaca di sebuah majalah bulanan (Juli 1984)

Tak dinyana di tahun 2020an, terutama semenjak pandemi, aku berkenalan dengan JNE yang ternyata masih memiliki akar yang sama dengan TiKi.  

Sekarang ini nampaknya memang bukan zamannya lagi beriklan di media cetak. JNE sudah punya akun-akun medsos yang bisa jadi media iklan. Ada IG, ada Tiktok, Ada Twitter, eh, udah jadi "X",,,

Tangkapan layar IG JNE...follower hampir 2 juta! Mantaps!


Partner Dalam Pengiriman Barang

Interaksiku yang langsung, ternyata oh ternyata, adalah dengan JNE, bukan dengan TiKi. Aku menggunakan jasanya bukan hanya untuk mengirim barang-barang. Tetapi kami sekeluarga juga menerima kiriman barang via JNE.

Soal mengirim barang itu ceritanya begini:

Di masa pandemi istriku mencari tambahan penghasilan dengan menjadi penyalur buku dan ramuan herbal. Pembelinya kebanyakan bukan tetangga sekitar rumah, melainkan kenalan-kenalan yang tinggalnya berbeda kota. Saat itu, istriku memakai WA sebagai sarana beriklan. 

Aku kebagian tugas untuk packing dan sending barang-barang yang dipesan para pembeli. Mulanya aku coba-coba menggunakan jasa pengiriman selain JNE. Aku pilih yang lebih murah. Namun ternyata layanannya kurang memuaskan. Ada barang kiriman yang lama baru sampai ke alamat penerima. Tapi yang lebih bermasalah adalah tidak adanya informasi tentang perjalanan barang. Misalnya tanggal berapa, kiriman itu ada di mana. 

Mungkin buat orang lain hal ini kurang bermanfaat, tapi bagi kami sebagai penyalur, informasi itu sangat penting. Jika kami tidak  punya informasi keberadaan barang kiriman kami, bisa repot! Bayangkan saja bila ada pembeli yang menanyakan barangnya sudah sampai di mana, tapi kami tidak punya informasinya. Tentu bisa mengecewakan pembeli, setidaknya bikin dia dag dig dug. Ambyar!

Nah, masalah inilah yang tertanggulangi di JNE. Layanan JNE memungkinkan kami sebagai penjual/penyalur yang mengirimkan barang dan pembeli memantau perjalanan barang. 

Gak Kecewa Sama Layanan JNE???

Selain itu, sebenarnya lokasi kantor perwakilan JNE sangat dekat dengan rumahku. Ada di ujung jalan. Hanya beda RT saja.

Tambahan lagi, layanan petugasnya ramah dan profesional. Aku tidak pernah takut membawa uang pecahan besar, meski biaya pengiriman hanya Rp. 9.000,- misalnya. Di sana pasti ada kembalian. Dan dikembalikan utuh duit semua, ga pake diganti permen. Dan dikembalikannya juga pake senyum... (Soal keramahan ini, kapan-kapan dilanjut ceritanya, InsyaAllah)...

Jadi, kalau ada yang iseng tanya: Gak kecewa sama layanan JNE??? Aku sih, bisa serius jawab: Nggak dong!!!


#JNE
#ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya        


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MAN OF ACTION" IN ACTION!

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-6 Gelombang: 28 Tanggal: 20 Januari 2023 Tema: Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd. "Man of Action" menurut kamus Oxford adalah " someone who prefers to do things rather than think about and discuss them ". Tema KBMN malam ini, Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu, disampaikan oleh orang yang termasuk kategori "Man of Action". Narasumber ini lebih suka menerjunkan para peserta pelatihan langsung ke dunia kepenulisan tanpa banyak basa-basi. Targetnya jelas: membuat buku yang akan tembus ke penerbit dalam waktu singkat.  Inilah sepak terjang narasumber hebat malam ini, Prof. Eko Indrajit. Prof. Richardus Eko Indrajit (sumber wikipedia) Narasumber Hebat Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika. Beliau banyak menulis buku serta jurnal yang telah d...

OM JAY DALAM PERSPEKTIF DUA "SI"

Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.) Pertama kali mengetahui adanya hamba Allah dengan panggilan "Om Jay" adalah dari guru sekaligus sahabat saya Deni Darmawan, seorang dosen yang berkiprah di Universitas Pamulang (UnPam) Banten. Ustadz Deni, demikian saya biasa memanggil beliau, nampaknya sangat terkesan dengan "kehebatan" Om Jay. Pada saat itu, saya belum tahu apa-apa tentang Om Jay, jadi saya merasa biasa saja dengan kesan-kesan Ustadz Deni. Sampai akhirnya saya bisa "menyaksikan" langsung "kehebatan" Om Jay yang sangat berkesan bagi Ustadz Deni. Itu terjadi ketika saya mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 28 yang diadakan oleh PB PGRI. Ternyata, oh, ternyata: Om Jay adalah founding father  dari kegiatan tersebut! Akhirnya saya bisa merasakan salah satu kehebatan Om Jay: kobaran semangat Om Jay dalam menularkan kegemaran menulis (dan membaca) kepada para peserta. Upaya beliau membakar semangat menulis para peserta ternyata t...