Langsung ke konten utama

"MAN OF ACTION" IN ACTION!

 


Oleh: Toto Mulyoto

Resume ke-6

Gelombang: 28

Tanggal: 20 Januari 2023

Tema: Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit

Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd.


"Man of Action" menurut kamus Oxford adalah "someone who prefers to do things rather than think about and discuss them".

Tema KBMN malam ini, Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu, disampaikan oleh orang yang termasuk kategori "Man of Action". Narasumber ini lebih suka menerjunkan para peserta pelatihan langsung ke dunia kepenulisan tanpa banyak basa-basi. Targetnya jelas: membuat buku yang akan tembus ke penerbit dalam waktu singkat. 

Inilah sepak terjang narasumber hebat malam ini, Prof. Eko Indrajit.


Prof. Richardus Eko Indrajit (sumber wikipedia)

Narasumber Hebat

Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika.

Beliau banyak menulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri serta aktif  menjadi narasumber di berbagai seminar dan lokakarya. Beliau juga dikenal sebagai sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, salah satu anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI.

Richardus Eko Indrajit menempuh pendidikan S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia. Pendidikan S2 ditempuh di beberapa institusi: Master of Applied Computer Science dari Harvard University (Amerika Serikat), Maastricht School of Management (Belanda), Leicester University (Inggris), STIKOM London School of Public Relations (Indonesia), dan Master of Information Technology di Swiss-German University (Indonesia). sedangkan pendidikan S3 beliau adalah: Doctor of Bussiness Administration diperoleh dari the University of the City of Manila (Filipina) dan The University of Information Technology and Management (Polandia), serta Doktor Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.

Prof. Eko Indrajit yang kerap diapnggil Prof. Ekoji, telah menulis lebih dari 100 judul buku dan lebih dari 600 artikel. 

Beberapa judul buku karangan Prof. Eko Indrajit (sumber: Wikipedia):

  • Richardus Eko Indrajit dan Mudafiatun Isriyah. (2020). Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online: Dalam Konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal, dan Impersonal.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Jamila K. Baderan. (2020). Design Thinking: Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Yulius Roma Patandean. (2020). Generasi Muda Indonesia menghadapi Transformasi Dunia.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Agus Yuwono. (2020). Pengantar Konsep Dasar Design Thinking: What, Why, Where, When, Who, and How.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Musiin. (2020). Literasi Digital Nusantara: Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Theresia Sri Rahayu. (2020). Belajar Semudah Klik: Membangun Ekosistem Ubiquitous Learning dalam Konsep Merdeka Belajar.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Noralia Purwa Yunita. (2020). Digital Mindset: Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menghadapi Disrupsi Teknologi.
  • Richardus Eko Indrajit, dan Ditta Widya Utami. (2020). Menyongsong Era Baru Pendidikan: Pengembangan Kompetensi TIK Guru Berdasarkan UNESCO ICT Competency Framework for Teachers.
  • Kelas Maya: Membangun Ekosistem E-Learning di Rumah Belajar, 2020
  • Richardus Eko Indrajit, dan Richardus Djokopranoto, “Wealth Management untuk Penyelenggaraan Perguruan Tinggi”, 2011
  • “Keamanan Informasi dan Internet”, 2011
  • “Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Perguruan Tinggi”, 2011

Sharing Experience

Prof. Eko Indrajit membuka pertemuan pelatihan ini dengan menceritakan pengalamannya dalam dunia tulis menulis.

Menurutnya, dunia tulis menulis sudah digelutinya sejak SD, namun baru saat SMPlah beliau mulai menerbitkan tulisannya. Beliau menceritakan awal mula ketagihannya untuk menulis. Beliau merasa senang menulis karena ingin membagi ide, pemikiran, dan cerita kepada orang lain. Selain itu, ketika beliau makin banyak membaca buku dan menonton televisi, maka makin besar pula keinginannya untuk terus menulis.

Hal lain yang membuat motivasi menulis beliau semakin besar adalah banyaknya SMS (dulu belum ada WA) mengucapkan terima kasih atas buku yang dibuatnya. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati Prof. Ekoji dan beliau merasa hidupnya berguna untuk orang lain. Dari pengalaman ini, beliau menekankan pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang kita tulis.

Pandemic: Blessings In Disguise

Bagi Prof. Ekoji, masa pandemi COVID-19 tidak menyebabkan kreativitas dan aktivitasnya menurun. Bahkan pada masa-masa inilah beliau menemukan cara-cara baru untuk terus berbagi manfaat kepada masyarakat. 

Beliau mengisahkan ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, beliau memutuskan untuk menjadi youtuber.

Prof. Ekoji menunjukkan keseriusannya dalam mengerjakan proyek Youtube ini. Diceritakannya bahwa setiap hari beliau membuat satu konten youtube yang isinya segala hal berkaitan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena hal-hal itu sedang menjadi pembicaraan nasional.

Kreativitas Prof. Ekoji nampak jelas dalam pembuatan konten ini. Beliau membuat konten youtube dengan judul yang “aneh-aneh”, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, Metaverse, IOT (Internet Of Things), Big Data, dan lain sebagainya. Pada saat itu, istilah-istilah tersebut memang belum banyak dikenal orang sehingga terasa aneh.

Ajakan Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah) untuk mengajarkan guru-guru menulis, disambut hangat. Beliau tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru diminta untuk membuka youtube Prof. Ekoji dengan alamat EKOJI CHANNEL. Kemudian masing-masing guru diminta untuk menuliskan apapun yang diomongkan di youtube tersebut. Setelah itu kepada mereka diberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten.

Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku berhasil diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.

Contoh bahasan dalam EKOJI Channel: https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY 


The Challenge

Pada kesempatan pelatihan kali ini, Prof. Ekoji mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku yang diterbitkan penerbit mayor untuk mendaftarkan diri.

Diakuinya bahwa pada kali ini agak berbeda modelnya dengan yang lalu.  Pada pelatihan gelombang ini beliau akan memberikan sebuah tema, kemudian dengan bimbingan beliau dan Ibu Aam yang saat itu bertindak sebagai moderator, peserta akan mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku.

Prof. Ekoji meminta para peserta yang mendaftarkan diri untuk menulis buku di bawah bimbingannya berniat serius untuk menulis. Beliau menetapkan target untuk angkatan ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit untuk dikurasi SEBELUM Idul Fitri. 

Beliau menegaskan bahwa para peserta tidak perlu memikirkan judul tulisan/buku yang akan dibuat. Prof. Ekoji yang akan memilihkan judul bagi tiap peserta yang mendaftar. Namun menimbang bahwa para peserta kebanyakan adalah para guru, beliau akan konsentrasi pada genre PENDIDIKAN MASA KINI, karena masih banyak yangg membutuhkan pemahaman akan berbagai metoda dan strategi pembelajaran abad ke-21.

Sebagai “man of action” beliau lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Menurutnya, kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Sementara Prof. Ekoji menganggap dirinya berkebalikan dengan kebanyakan orang, sehingga beliau menerapkan langsung EKSEKUSI di bawah bimbingannya. Diskusi baru akan dilakukan jika ada hambatan.

Menurut kabar terakhir, sudah 100 orang mendaftar untuk mengikuti tantangan ini. 


Pieces Of Advice

Prof. Ekoji memberikan banyak tips bermanfaat bagi para peserta saat menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta. 

Salah satu tips beliau adalah tentang motivasi menulis. Motivasi menurut beliau, selalu dimulai dari mimpi. Dicontohkannya bahwa moderator malam itu berhasil menulis banyak buku karena punya mimpi bisa melihat namanya di Toko Buku Gramedia. Tanpa mimpi, tak akan ada motivasi. Seperti kata Laskar Pelangi: "Mimpi... adalah kunci...." demikian kutip belliau.

Jadi Prof. Ekoji mengajak para peserta pelatihan yang memiliki impian bahwa karyanya terpajang di toko buku untuk bergabung dalam batch “Januari Berseri” yang nanti akan menjadi workshop mingguan membuat buku mayor. Tujuan workshop menulis adalah agar guru-guru BISA MENULIS BUKU bukan sekedar TAHU CARANYA NULIS BUKU. 

Prof. Ekoji adalah penganut konsep BELAJAR KETIKA BERKARYA, bukan BERLAJAR DULU BARU BERKARYA, maka tidak heran beliau meminta para peserta untuk langsung menulis. Beliau mengajak para peserta untuk tidak perlu berfikir panjang-panjang terlebih dulu. Para peserta dimintanya memulai dari satu hal yang sederhana. Beliau juga berpesan agar para  peserta tidak menuliskan sesuatu yang tidak dimengerti dan tidak ada sumber referensinya.

Berkenaan dengan referensi, Prof. Ekoji menyatakan tidak ada aturan mengenai hal ini. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita. Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan.

Selanjutnya beliau menyampaikan tips bagaimana membuat tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor. Menurut Prof. Ekoji, yang terutama adalah isi atau konten menarik yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tips lain yang diberikan oleh Prof. Ekoji adalah memahami benar apa yang dibutuhkan orang pada saat sekarang ini. Jika ingin menuliskan buku yang diterbitkan penerbit mayor, maka beliau menyarankan agar kita mengikuti KEBUTUHAN PASAR. Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN. 

Berkenaan dengan judul yang menarik hati pembaca, beliau mengajarkan agar mencari judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

Contoh Judul
Classroom Design and Management
Community Based Learning
Computer-Based Assessment
Competency-Based Learning
Computer-Adaptive Assessment
The 21st Century Learning Skills

Menurut Prof. Ekoji, Itu adalah judul-judul yang banyak dibutuhkan sekolah-sekolah jaman sekarang

Sayang sekali pemaparan narasumber yang sangat menarik ini terpaksa dihentikan sebelum tuntas pertanyaan-pertanyaan diajukan dan dijawab karena hape narasumber lowbatt, sementara beliau tengah berada di kemacetan tanpa kesempatan untuk recharge.

Tto

Komentar

  1. Menginspirasi....mantap ini....ada sub judul...mampir yok https://milmayasmi82.blogspot.com/2023/01/ohhhh-my-good-aku-berteriak-saat.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir... Saya sudah main ke sana, mudah-mudahan impiannya segera terwujud, Bu...

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih, Bu Guru... Tulisan Bu Guru mantap sekali....!!

      Hapus
  3. Terima kasih, Suhu! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi Suhu...

    BalasHapus
  4. Masya Allah, super keren resumenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... Terimakasih... Saya juga sudah ngintip tulisan Agisty... Kreatif, Imajinatif, Mantaff!!

      Hapus
  5. keren,mari saling berkunjung 😊🙏🏻 https://rizkikd23.blogspot.com/2023/01/menulis-buku-mayor-narasumber-prof.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih... Siyaapp!! Segera meluncur ke sana....

      Hapus
  6. Masya Allah postingannya lengkap sekali idenya sangat kreatif mantap betul

    BalasHapus
  7. Terimakasih, Mas... Mohon izin ikut belajar merapikan diri, yak...

    BalasHapus
  8. Terimakasih... Segera meluncur ke sana, bro...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

OM JAY DALAM PERSPEKTIF DUA "SI"

Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.) Pertama kali mengetahui adanya hamba Allah dengan panggilan "Om Jay" adalah dari guru sekaligus sahabat saya Deni Darmawan, seorang dosen yang berkiprah di Universitas Pamulang (UnPam) Banten. Ustadz Deni, demikian saya biasa memanggil beliau, nampaknya sangat terkesan dengan "kehebatan" Om Jay. Pada saat itu, saya belum tahu apa-apa tentang Om Jay, jadi saya merasa biasa saja dengan kesan-kesan Ustadz Deni. Sampai akhirnya saya bisa "menyaksikan" langsung "kehebatan" Om Jay yang sangat berkesan bagi Ustadz Deni. Itu terjadi ketika saya mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 28 yang diadakan oleh PB PGRI. Ternyata, oh, ternyata: Om Jay adalah founding father  dari kegiatan tersebut! Akhirnya saya bisa merasakan salah satu kehebatan Om Jay: kobaran semangat Om Jay dalam menularkan kegemaran menulis (dan membaca) kepada para peserta. Upaya beliau membakar semangat menulis para peserta ternyata t...

JENDELA: THE POWER OF "PEMBIASAAN"

  Membiasakan Kebiasaan Baru Om Jay menyebutkan mantra ajaibnya adalah: "MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI." Bagi saya, ini adalah ajakan tentang pembiasaan. Membiasakan diri melakukan sesuatu yang baru, yaitu menulis.  Perbendaharaan Lama Pembiasaan memang bukan barang baru. Dalam perbendaharaan lama, kita bisa temukan bahwa para orang tua kita memiliki peribahasa “ Lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena diturut ”.  Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) daring, arti dari peribahasa ini adalah kepandaian atau “ kemahiran didapat karena rajin berlatih ”.  Sungguh sangat cocok dengan mantra Om Jay. Membiasakan diri untuk menulis setiap hari akan berakibat bertambahnya kemahiran kita dalam hal tulis-menulis.  Dalam perbendaharaan peribahasa Jawa pun ada yang agak mirip. “ Witing tresno jalaran soko kulino ”, demikian bunyinya. Biasanya peribahasa ini dikaitkan dengan “kawin paksa” yang kerap terjadi dulu. Konon, kebanyakan perkawina...