Langsung ke konten utama

BOLOT, KEDERMAWANAN DAN MASA DEPAN JNE

Aku udah ngomong kan, bahwa petugas JNE melayani dengan ramah sigap. Nah, kejadiannya tuh, waktu aku sering ke kantor JNE di dekat rumahku, di Jl. Karang Satria, Kampung Cerewed, Bekasi.

Ada dua petugas di sana. Ada yang Perempuan, ada yang lelaki. Biasanya aku minta dilayani yang lelaki, kalau dia lagi ga sibuk. Soalnya, orangnya sigap, ramah dan … bisa bercanda.

Suatu waktu, aku mampir hendak mengirimkan buku. Saat tiba giliranku, seperti biasa, aku ditanyakan tentang isi paket yang kukirim. Tentu aku jawab buku. Nah, dia terus bilang, “Oh,kosmetika ya, Pak. Sebentar saya input, ya…”.

Tentu saja aku agak protes, sambil mengeraskan suara aku bilang, “Buku, bro. ini paket buku…!” Eh terus saja dia bilang, “Oh, OK Pak. Sudah saya input kosmetika, ya…” Tak lama kemudian dia mencetak resi sambil menyampaikan biaya yang harus kubayar.

Setelah membayar, aku cek tanda terimanya. Kupikir akan kutemukan tulisan kosmetika sebagai isi paket. Tapi ternyata dia memang tulis buku sesuai informasiku. Jadi, rupanya tadi dia bercanda. Berlagak seperti “Bolot”.

Kejadian seperti ini masih beberapa kali kualami. Tentunya kami tertawa-tawa selama melakukannya.

Nah, keramahan bahkan keceriaan semacam ini rasanya gak bakal ditemui di tempat lain. Makanya untuk mengirim paket, aku selalu pakai jasa JNE.

Selain itu, aku juga pernah mendengar kabar bahwa JNE memberikan layanan pengiriman gratis buat barang/obat terkait COVID – 19 pada masa pandemi lalu. Nilai ongkos kirimnya kudengar mencapai milyaran rupiah. Sungguh kedermawanan yang luar biasa!

Kalau ngirim paket ya, ke JNE situ

Sementara itu, kalau bicara soal penerimaan, maksudnya aku menerima paket yang dikirim via JNE, ceritanya memiliki kesamaan. Kurir JNE yang biasa mengantar paket ke rumah juga ramah dan sigap.

Di awal masa pandemi, kami sering menerima kiriman paket via JNE. Tetapi menjelang akhir masa pandemi, penerimaan kiriman via JNE makin jarang. Suatu kali aku bertemu dengan kurirnya sewaktu mengantar paket ke rumah kami. Kurir itu menanyakan apakah kami sudah mulai berbelanja langsung ke toko secara offline. Aku bilang tidak. Setahuku kami masih (atau menjadi??) lebih suka berbelanja online.

Hal ini sempat kutanyakan kepada anak-anak di rumah, karena mereka yang biasanya berbelanja online. Kata mereka, pemilihan kurir sekarang ini banyak didominasi oleh kurir internal masing-masing marketplace. Biasanya mereka memberikan promo “gratis ongkir” atau bundling langsung dengan barang yang dibeli. Sedangkan JNE, meski biaya kirimnya tetap rendah, masih mengenakan ongkir. Ini yang menurut mereka menyebabkan pemilihan pengiriman via JNE saat berbelanja online jadi berkurang.

Mendengar kabar seperti ini aku jadi berandai-andai, bila saja di masa depan JNE punya marketplace sendiri, bisa saja nanti kembali merajai layanan pengiriman ini.

Tetapi aku sadari, bikin marketplace pasti butuh dana yang teramat besar. JNE mungkin akan lebih memilih jalur kedermawanan daripada mengembangkan marketplace sendiri.

Apa pun yang akan dilakukan JNE nanti, aku yakin bahwa modal yang selama ini dimiliki JNE seperti keramahan, kesigapan, harga yang ekonomis dan kedermawanan, akan menuntun JNE ke arah yang benar, yang bisa mempertahankan kejayaan JNE bahkan mengembangkannya lebih lanjut.

/Tto

 

#JNE
#ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya       

JNE
ConnectingHappiness
JNE33Tahun
JNEContentCompetition2024
GasssTerusSemangatKreativitasnya 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MAN OF ACTION" IN ACTION!

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-6 Gelombang: 28 Tanggal: 20 Januari 2023 Tema: Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd. "Man of Action" menurut kamus Oxford adalah " someone who prefers to do things rather than think about and discuss them ". Tema KBMN malam ini, Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu, disampaikan oleh orang yang termasuk kategori "Man of Action". Narasumber ini lebih suka menerjunkan para peserta pelatihan langsung ke dunia kepenulisan tanpa banyak basa-basi. Targetnya jelas: membuat buku yang akan tembus ke penerbit dalam waktu singkat.  Inilah sepak terjang narasumber hebat malam ini, Prof. Eko Indrajit. Prof. Richardus Eko Indrajit (sumber wikipedia) Narasumber Hebat Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika. Beliau banyak menulis buku serta jurnal yang telah d...

OM JAY DALAM PERSPEKTIF DUA "SI"

Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.) Pertama kali mengetahui adanya hamba Allah dengan panggilan "Om Jay" adalah dari guru sekaligus sahabat saya Deni Darmawan, seorang dosen yang berkiprah di Universitas Pamulang (UnPam) Banten. Ustadz Deni, demikian saya biasa memanggil beliau, nampaknya sangat terkesan dengan "kehebatan" Om Jay. Pada saat itu, saya belum tahu apa-apa tentang Om Jay, jadi saya merasa biasa saja dengan kesan-kesan Ustadz Deni. Sampai akhirnya saya bisa "menyaksikan" langsung "kehebatan" Om Jay yang sangat berkesan bagi Ustadz Deni. Itu terjadi ketika saya mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 28 yang diadakan oleh PB PGRI. Ternyata, oh, ternyata: Om Jay adalah founding father  dari kegiatan tersebut! Akhirnya saya bisa merasakan salah satu kehebatan Om Jay: kobaran semangat Om Jay dalam menularkan kegemaran menulis (dan membaca) kepada para peserta. Upaya beliau membakar semangat menulis para peserta ternyata t...

GAK KECEWA SAMA LAYANAN JNE???

Dulu, sekitar tahun 80an - 90an aku hanya mengenal TiKi (Titipan Kilat). Sering kulihat iklannya di majalah atau koran yang kubaca. Iklan TiKi yang kubaca di sebuah majalah bulanan (Juli 1984) Tak dinyana di tahun 2020an, terutama semenjak pandemi, aku berkenalan dengan JNE yang ternyata masih memiliki akar yang sama dengan TiKi.   Sekarang ini nampaknya memang bukan zamannya lagi beriklan di media cetak. JNE sudah punya akun-akun medsos yang bisa jadi media iklan. Ada IG, ada Tiktok, Ada Twitter, eh, udah jadi "X",,, Tangkapan layar IG JNE...follower hampir 2 juta! Mantaps! Partner Dalam Pengiriman Barang Interaksiku yang langsung, ternyata oh ternyata, adalah dengan JNE, bukan dengan TiKi. Aku menggunakan jasanya bukan hanya untuk mengirim barang-barang. Tetapi kami sekeluarga juga menerima kiriman barang via JNE. Soal mengirim barang itu ceritanya begini: Di masa pandemi istriku mencari tambahan penghasilan dengan menjadi penyalur buku dan ramuan herbal. Pembelinya keb...