Langsung ke konten utama

DI SINI KITA BELAJAR PANTUN





Oleh: Toto Mulyoto

Resume ke-13

Gelombang: 28

Tanggal: 6 Februari 2023

Tema: Kaidah Pantun

Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd. Gr. (Mas Mif)

Moderator: Dail M'aruf, M.Pd.


Pohon Timbul batangnya besar
Tumbuh sejajar pohon zaitun
Kita berkumpul untuk belajar
Mari belajar membuat pantun

Tumbuh berjajar pohon zaitun
Belimbing bukan buah bergetah
Kita belajar membuat pantun
Minta dibimbing oleh Mas Miftah




Narasumber Hebat

Malam ini narasumber hebat yang menyampaikan materi adalah Miftahul Hadi, S.Pd.Gr. Beliau mengajar di SDN Raji 1 Demak.

Jejak hebat dalam perpantunan bisa dilihat dalam aktivitas internasionalnya sebagai peserta dalam Pertandingan Cerdas Cermat Pantun Kategori Guru/Pendidik dalam Festival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun Tahun 2021 dan Juri/Pengadil pada Pertandingan Cerdas Cermat Pantun Pendidikan Guru dan Pelajar Internasional dalam Festival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun Tahun 2021.

Karya-karyanya yang sudah diterbitkan antara lain:

Buku Solo: "Menjaga Tradisi Di Masa Pandemi" berisi kumpulan pantun dengan berbagai tema

Buku Antologi: "Rona Ramadhan" antologi pantun bersukaria, "Pantunesia Karakter Bangsa" antologi pantun, "Senandung Desember Berpantun" kumpulan pantun antologi, "Menulis Pantun Itu Mudah" antologi pantun siswa Kelas V SDN Raji 1, Demak, dan "Panduan Belajar Menulis, Writing Is My Passion".

Aktivitas digital beliau bisa diikuti di:
  • http://masmifgurukampung.blogspot.com/ 
  • http://masmiftahgurusd.blogspot.com/   






KAIDAH PANTUN

Pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu ataupun Betawi. Namun, tiap daerah di nusantara memiliki pantun.

Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006). Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan

Contoh :

Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.

Artinya :

Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.


Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006). 

Contoh :

Sing getol nginum jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol neangan ilmu,
Gunana dunya akhirat.

Artinya :

Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah tuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.

Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

Contoh :

Kabeh-kabeh gelung konde,
Kang endi kang gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang endi kang durung ana.

Artinya :

Semua bergelung konde,
Manakah si Gelung Jawa,
Semua sudah ada yang punya,
Siapakah yang belum punya.

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)


Pantun, apakah itu?

Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun.

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat barisatau rangkap. Dua baris pertama disebut "pembayang" atau "sampiran" dan dua baris kedua disebut "maksud" atau "isi" (Yunos, 1966; Bakar, 2020)


Kegunaan Pantun

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk (1) komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu, Pantun bisa juga digunakan untuk (2) mengawali sambutan pidato . Bisa juga untuk (3) lirik lagu, (4) perkenalan, ataupun (5) dakwah bisa juga disisipi pantun. Selain itu Pantun juga (6) melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.


Kaidah Pantun

Yang wajib adalah: Satu bait pantun terdiri atas empat baris. 
Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata. Tiap baris terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Baris ketiga dan keempat disebut isi

Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b. Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris. Pantun boleh menggunakan sajak a-a-a-a, namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.




Pantun, Syair, Gurindam dan Karmina

Ciri-ciri Pantun sudah dijelaskan di atas.

Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan

Contoh:

Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan

Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.

 
Gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan. Gurindam itu singkat-padat-bermakna.

Contoh gurindam :

Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.

Karangan gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas, karya Raja Ali Haji.

Karmina, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.

Contoh:

Sudah gaharu cendana pula
Sudahlah tahu bertanya juga


Kiat mudah membuat pantun

Membuat pantun itu mudah

Trik pertama

Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf .

Misalnya kata "belajar". cari kata lain yang bunyi akhirnya Ar, Jar
kejar, pijar, fajar, ganjar, panjar, sejajar, hajar, jajar, mahar, pintar, sebar, tebar, lebar,

Semakin banyak memiliki perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun.

Trik kedua, pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.

Trik ketiga

Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua. Jadi, isinya dulu baru sampiran



Macam-macam persajakan

Terkait persajakan / Rima dalam pantun

1. Rima akhir

Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita

Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta

Ini yang disebut Rima akhir. Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah.

2. Rima tengah dan akhir

Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.

Lihat kata kedua dan kata terakhir. 

Baris pertama dan ketiga

Seja jar dan ba kung
Bela jar dan du kung

Baris kedua dan keempat

Mene pi dan e lang
Mim pi dan cemer lang

Ini tingkatan yang mudah, jika dilatih terus menerus.

3. Rima awal, tengah dan akhir

Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.

Ini persajakan yang ketiga. Rima awal, tengah dan akhir. 

Baris pertama dan ketiga

Ja ngan dipe tik si daun si rih,
Ja ngan diu sik orang berka sih,

Baris kedua dan keempat

Ji ka ti dak dengan gagang nya,
Ji ka ti dak dengan sayang nya.

Ini tingkatan yang agak sulit 

4. Rima lengkap

Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.

Persajakan yang terakhir. Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama

Baris pertama dan ketiga

Ba gai pat ah tak tumb uh la gi,
Ba gai sud ah tak sul uh la gi,


Baris kedua dan keempat

Reb ah su dah sela sih di ta man,
Pat ah su dah ka sih ida man.


PERHATIAN:

Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang dan nama merk dagang.



Belajar dari Pertanyaan


T: Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?

J: Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain

1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) adalah nasihat kebaikan.

Contoh :

Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping Petai Cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :

Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.


T: Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??

J: Buku solo pantun milik narasumber berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman


T: Ada artis yang mengatakan "masak air biar mateng... " Tapi pada ujungnya jadi membully. Apakah ini termasuk pantun?

J: Kalimat 'masak air biar matang...", itu sebagai ciri khas bahwa beliau akan menyampaikan pantun. Terkait pantun yang disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah pembulyan. Sebaiknya pantun seperti itu tidak kita ajarkan ke murid. Ini kembali lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.


T: Patokan rima pada pantun itu bunyi akhir atau suku kata, bagaimana dengan kata "jean" dan "izin", apakah bisa disebut berima sama?

J: Kata "Jean" (dibaca "jin") dengan kata "izin" memiliki bunyi akhir yang sama. Namun alangkah lebih baiknya, cari juga yang tulisannya  sama, semisal untuk "Jean" adalah "rajin", "tajin"; Untuk "izin" misalnya "faizin",  


T: Apa perbedaan pantun dan puisi?

J: Hal yang mendasar: Pantun terikat jumlah baris,  sedangkan puisi jumlah barisnya bebas. Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris.
Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekaran ini banyak sekali event perlombaan dendang pantun.


T: Bagaimana cara membalas pantun?

J: lihat baris kedua dan keempat dari pantun yang diberikan, jadikan baris pertama dan ketiga pantun balasan kita. Selanjutnya ikuti ciri-ciri pantun sebagaimana disebutkan di atas.

 

T: Mengapa harus mengajarkan pantun kepada generasi (penerus) bangsa?

J: Orang luar / Bangsa lain yang memiliki budaya pantun seperti Malaysia dan Brunei tidak mengetahui bahwa di Indonesia ada suku bangsa Melayu yang juga memiliki budaya pantun. Oleh karenanya perlu diajarkan pantun kepada para pelajar di Indonesia agar bisa membuat pantun yang baik.

 

T: Bagaimana memotivasi murid agar bisa menulis pantun dengan benar?

J: Berdasarkan pengalaman, (1) Ajari Cara Mudah Membuat Pantun, (2) Beri tantangan membuat pantun dengan clue, berupa gambar atau kata, hasil pantun dikumpulkan dan diterbitkan berupa buku.

 

T: Bisakah dalam Blog, Pantun dikombinasikan dengan narasi?

J: Bisa.Misalnya sebagai pembuka atau penutup di Blog

 

T: Bagaimana menentukan dan memilih diksi yang baik pada pantun agar enak dibaca?

J: Sebagaimana dilatih, cari kata yang memiliki suku kata akhir (minimal dua huruf) yang sama. (mis Buku, saku)

 

T: Jika membuat Antologi Pantun dengan satu tema, apakah perlu dibuat judul lagi di masing-masing pantun?

J: Biasanya masing-masing tidak perlu dibuat judul lagi. Namun tidak dilarang untuk memberi judul pada pantun masing-masing peserta.

 

T: “Tak terasa sudah pertemuan ke-13” boleh dijadikan bait dalam pantun, kah?

J: Ini sudah lebih dari dua belas suku kata. Jangan melebihi.

 

T: Bisakah menerbitkan pantun rohani?

J: Bisa!

 

T: Apakah pantun adalah asli kebudayaan Nusantara?

J: Pantun berasal dari kebudayaan melayu di kepulauan Riau.

 

T: Apakah ada keharusan antara bait A dan B pertama, dengan bait A dan B kedua, dari sisi isi?

J: Yang dimaksud hanya “bunyi akhirnya” / rima. Dalam pantun harus a-b-a-b. Bukan berhubungan dengan “isi”nya. Juga bahwa baris pertama dan kedua hanyalah sebagai pengantar. Isi atau maksud pantun ada di baris ketiga dan keempat. Ini adalah kaidah sampiran dan isi.

 

INGATLAH:

Pantun: Mudah tapi sulit. Sulit tapi mudah.

Tetap berkarya, berdedikasi dan menginspirasi!



TANTANGAN

Membuat satu bait pantun dengan petunjuk berupa gambar berikut:


Macan diburu Alpaka dikejar
Singgah di kolam mencari ikan
Kebijakan baru Merdeka Belajar
Langkah dalam transformasi Pendidikan

Singgah di kolam mencari ikan
Duduk di tanggul bersama lansia
Langkah dalam transformasi pendidikan
Akan unggul Sumber Daya Manusia

Manusia digdaya membangun tanggul
Lelaki berhasil menebar jala
Indonesia kaya SDM unggul
Miliki Profil Pelajar Pancasila

Komentar

  1. MasyaAllah, resume yang luar biasa.
    Semangat berkarya, berdedikasi, menginspirasi.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah. Terimakasih, Mas Mif. Mohon bimbingannya selalu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MAN OF ACTION" IN ACTION!

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-6 Gelombang: 28 Tanggal: 20 Januari 2023 Tema: Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd. "Man of Action" menurut kamus Oxford adalah " someone who prefers to do things rather than think about and discuss them ". Tema KBMN malam ini, Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu, disampaikan oleh orang yang termasuk kategori "Man of Action". Narasumber ini lebih suka menerjunkan para peserta pelatihan langsung ke dunia kepenulisan tanpa banyak basa-basi. Targetnya jelas: membuat buku yang akan tembus ke penerbit dalam waktu singkat.  Inilah sepak terjang narasumber hebat malam ini, Prof. Eko Indrajit. Prof. Richardus Eko Indrajit (sumber wikipedia) Narasumber Hebat Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika. Beliau banyak menulis buku serta jurnal yang telah d

REFLEKSI DIRI MURID ITU PENTING! BEGINI CARA GURU HEBAT MENGELOLANYA

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-29 Gelombang: 28 Tanggal: 15 Maret 2023 Tema: Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa Narasumber: Bambang Purwanto, S.Kom.Gr Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd., M.Pd. Narasumber Hebat Narasumber hebat malam ini adalah lelaki bernama lengkap Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. Nama panggilannya ringkas: Mr. Bams atau Ayah Salwa. Beliau lahir di Bandung, 6 April 1974. Saat ini beliau tinggal di Perumahan Lebakwangi Asri D4 No 26 RT 04 RW 13 Desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kab. Bandung – 40379. Beliau bisa dihubungi melalui nomer telepon : 088809405468 atau email : bangpurwa@gmail.com Situs beliau yang bisa kita kulik diantaranya: Website : www.penamrbams.id Youtube : Pena Mr. Bams https://www.youtube.com/channel/UCDw-57I2kl77_hVmt9Orhjg Motto Hidup : Mengisi Hidup Penuh Hikmah Pendidikan Formal • SD : SD Negeri 3 Banjaran Kabupaten Bandung, 1986 • SMP : SMP Negeri 1 Banjaran Kabupaten Bandung, 1989 • SMA : SMA Negeri Baleendah Kabupaten Bandung, 19

MENUJU HIDUP YANG LEBIH BERMANFAAT DENGAN MENUMBUHKAN GAIRAH MENULIS

Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-2 Gelombang: 28 Tanggal: 11 Januari 2023 Tema: Menjadikan Menulis Sebagai Passion Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. Moderator: Widya Setianingsih, S.Pd. MENUJU HIDUP YANG LEBIH BERMANFAAT DENGAN MENUMBUHKAN GAIRAH MENULIS Orang yang tidak mau menulis (atau menjadi penulis) bisa mengajukan banyak alasan. Ada yang langsung mengatakan tidak suka menulis, ada yang merasa tidak mampu menulis. Ada lagi yang merasa tidak punya ide atau tidak punya waktu untuk menulis. Bahkan ada juga yang tidak mau menulis karena tidak suka dikritik. Semua alasan itu sebenarnya bukanlah hal yang prinsip. Jika disebutkan satu saja alasan untuk menulis, tentunya alasan-alasan di atas bisa dinafikan.  Salah satu alasan untuk menulis adalah menjadikan hidup yang dijalani ini menjadi hidup yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak. Kebermanfaatan itu bisa diraih melalui kegiatan menulis. Menumbuhkan Passion Menulis Materi ke-2 dalam Kelas Belajar Menulis Nus