Langsung ke konten utama

BEFORE YOU GO....


Flyer pertemuan ke-12


Oleh: Toto Mulyoto

Resume ke-12

Gelombang: 28

Tanggal: 3 Februari 2023

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber: Susanto, S.Pd (Pak D Sus)

Moderator: Helwiyah, S.Pd, MM.


Katanya Pengantar

Dalam lagu "Before You Go" (Lewis Capaldi), ada kata-kata berikut: "...before you go, was there something I could've said to make your heart beat better?"

Jika diterjemahkan-ditafsirkan secara (sangat) bebas, potongan bait lagu ini mempertanyakan apa yang bisa dilakukan agar keadaan bisa lebih baik. Jika ini berkenaan dengan tulisan, apa yang perlu dilakukan agar tulisan itu bisa mudah dibaca, difahami dan terbebas dari saltik?

Jawabannya ada di sini.


Narasumber Hebat

Susanto, S.Pd adalah pendidik di SD Negeri Mardiharjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas (2017-sekarang). Ayah 4 orang anak ini mengenyam pendidikan hingga berhasil meraih S1 Bahasa Indonesia dan S1 PGSD. 

Mulai menjadi blogger sejak 2009. Sempat vakum dari kegiatan ngeblog, lelaki yang akrab disapa dengan panggilan Pak D Sus ini aktif kembali sebagai blogger sejak bulan Agustus 2020. Di dunia blogger ini Pak D Sus menjadi pengurus merangkap anggota Grup Blogger Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional).

Dalam dunia kepenulisan, Pak D Sus aktif menulis sejak mengikuti Grup WA Bersama Om Jay (Wijaya Kusumah) Gelombang 15. 

Susanto juga menjadi anggota AISEI (Association for International-Minded School Educators Indonesia) dengan nomor anggota AISEI-507, member sejak 25 Desember 2021.

Kegiatan beliau di media sosial bisa dipantau di alamat berikut;

  • www.blogsusanto.com
  • FB: Susantomusirawas
  • Twitter: @antok_eni
  • IG: @susanto_eni
  • YT: PakDheAntok

Motto terkini: tergerak, bergerak, menggerakkan

Sebagian hasil karya Pak D Sus: ada buku solo, sebagai editor dan sebagai proofreader

Proofreading: apa, mengapa, bagaimana

Di awal pertemuan, narasumber memberikan link sebagai rujukan (https://ahmadfatch.blogspot.com/2022/09/belajar-cara-menulis-pgri-gelombang-ke_19.html?m=0) 



Apakah "proofreading" itu?

Membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu dipublikasikan /diterbitkan atau dibukukan.

Mengapa perlu "proofreading"?

Untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan

Kapan "proofreading" dilakukan? 

Dilakukan setelah draft tulisan selesai.

Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam "proofreading"?

  • Merevisi penggunaan bahasa agar teks mengalir lancar.
  • Memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
  • Mengecek ejaan dengan merujuk ke EYD
  • Memeriksa konsistensi nama dan ketentuannya
  • Memperhatikan judul Bab dan penomorannya 

Siapa yang melakukan "proofreading"?

  • Teman (anak, istri, orang tua, saudara, teman kerja dll)
  • Penulis sendiri
  • Proofreader profesional


Tips Melakukan "Proofreading"

  • Perhatikan detil. Baca baik-baik tiap huruf,sasi dan tanda baca.
  • Baca dengan lantang, agar mata dapat dibantu oleh telinga.
  • Manfaatkan waktu, baca perlahan. 
  • Beristirahat dan berbaik hati kepada diri sendiri


Pelajaran Dari Tanya dan Jawab

Setelah pemaparan materi, dibuka sesi tanya jawa. Sebagian intisari tanya jawab tersebut dikumpulkan di bawah ini.


T. Apa bisa dibenarkan menulis sebuah kalimat tanpa mengulangi subjeknya. Misalnya: Lelaki ditemani senja. Menatap mega tanpa kata.

J. Untuk puisi, tiada salahnya. Untuk esai, masukkan ke dalam kalimat majemuk.


T. Didalam pemaparan tentang gambar swasunting disebutkan salah satu aplikasi atau editing tools. Apakah aplikasi ini bisa didownloload? Jika ya, bolehkah dishare linknya atau apakah ada di playstore? 

J. Satu di antara 'tools' itu adalah Google Docs. Silakan simak https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo dan https://www.techtoolsforwriters.com/hemingway-app-a-proofreading-tool-for-writers/ 


T. Editing. Apa perbedaannya dengan Proofreading? Kemudian lebih penting mana antara editing atau proofreading? Bagaimana melakukan proofreading terhadap tulisan tersebut yang tentunya berbeda (Ada tulisan ilmiah dan non-ilmiah, ada fiksi dan non-fiksi)?

J. Benar di buku yang ditulis adalah Editor, bukan proofreader. Tentu dengan alasan. Saya kutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id

Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.

Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga saya tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. 

Proofreader  melakukan uji baca pada tulisan.

Mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor

Buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain (fiksi). Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan tanda baca yang benar. Ini ada dalam buku yang hendak saya jadikan GA.

Atau sementara kunjungi laman berikut. https://blogsusanto.com/belajar-langsung-praktik-menulis-cerpen-bagian-3-narasi-dan-dialog/ 


P. Salah satu "tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami". Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. 

J. Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu.  Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang


P. Apakah proofreading ini sesuatu tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial? 

J. Iya. Kita menulis di laptop menggunakan keyboard, di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf dong. Misalnya begitu.


P. Kapan melakukan proofreading? 

J. JANGAN SEKALI-KALI MELAKUKAN PROOFREADING KETIKA TUILISAN BELUM SELESAI ATAU BELUM JADI HINGGA PARAGRAF TERAKHIR. 


P. Apakah urutan prosesnya begini: writing, swasunting (mengedit sendiri), Editing, Proofreading, Cetak/ke Penerbit, Publishing? Atau apakah setelah proses proofreading kembali lagi ke penulis, kemudian langsung ke Penerbit atau setelah proses revising dari penulis langsung ke Penerbit, dan Publish?

Proses proofreading tentu sebelum naik cetak ya. Coba saja, nanti jika buku kita akan naik cetak, naskah akan diberikan kepada penulis kembali.


P. Selain typo adakah ciri-ciri lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca? 

J. Hindari kesalahan minor yang "mengganggu" kenyamanan pembaca. Pedomani EYD untk penggunaan tanda baca dan tentu saja kosa kata. Kalau kalimatnya muter-muter dengan kosa kata yang itu-itu saja, ya bosenin dan membuat kalimat tidak efektif.


P. Apakah proofreading bisa kita lakukan seorang diri? Kadang saya merasa diburu dengan waktu agar bisa segera kirim resume, sehingga kadang saya tidak pernah mengendapkan dulu, tapi lamgsung kirim. Nah kira-kira apa trik yang efisien agar tulisan kita cepat terkoreksi dan cepat bisa dikirim

J. Untuk kepentingan pengiriman resume, kadang diburu oleh waktu. Namun, sesudahnya bisa diedit kembali atau diperbarui kok tulisan di blog. Kita bicara lebih banyak untuk tulisan lain selain tugas meresume, misalnya nanti jika kita akan menyatukannya menjadi buku, maka naskah kita selesaikan, sesudah itu, lakukan proofreading sebagaimana sudah dijelaskan langkahnya.


P. Bagaimana kita bisa fokus dan konsisten menulis lugas dan jelas ketika kita dituntut untuk runtut menulis cerita, dan bagaimana kita menulis yg baik dan benar namun tidak ingin terbebani perasaan apakah tulisan itu salah atau tidak .

J. Tulis saja hingga rampung. Benar, biar tidak lewat begitu saja dan lupa. Ilmu menulis, diterapkan ketika menulis, misalnya satu paragraf satu ide pokok. Selebihnya, memainkan kosa kata menjadi kalimat yang enak dibaca (pinjam istilah Omjay). Sedangkan tata bahasa, aturan EYD, digunakan setelah tulisan selesai. Jadi, ya, jangan terbebani dengan perasaan. Apalagi rasa bersalah. 


P. Apakah penulis penulis dulu itu memakai proofreading dalam membuat tulisanya , bagaimana kita yg mempuyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana  untuk  Aplikasi yg pak Sus paparkan

J. Jangan dikira peneulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah Proklamasi juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading.

Bagaimana kita yg mempuyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana  untuk  Aplikasi . Secara manual saja, diprint (dicetak) lalu dibaca ulang, tandai dengan tinta berwarna, misalnya merah atau biru.


Tto

TERKAIT: JENDELA: Diendapkan. Endapan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MAN OF ACTION" IN ACTION!

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-6 Gelombang: 28 Tanggal: 20 Januari 2023 Tema: Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd. "Man of Action" menurut kamus Oxford adalah " someone who prefers to do things rather than think about and discuss them ". Tema KBMN malam ini, Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu, disampaikan oleh orang yang termasuk kategori "Man of Action". Narasumber ini lebih suka menerjunkan para peserta pelatihan langsung ke dunia kepenulisan tanpa banyak basa-basi. Targetnya jelas: membuat buku yang akan tembus ke penerbit dalam waktu singkat.  Inilah sepak terjang narasumber hebat malam ini, Prof. Eko Indrajit. Prof. Richardus Eko Indrajit (sumber wikipedia) Narasumber Hebat Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika. Beliau banyak menulis buku serta jurnal yang telah d

REFLEKSI DIRI MURID ITU PENTING! BEGINI CARA GURU HEBAT MENGELOLANYA

  Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-29 Gelombang: 28 Tanggal: 15 Maret 2023 Tema: Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa Narasumber: Bambang Purwanto, S.Kom.Gr Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd., M.Pd. Narasumber Hebat Narasumber hebat malam ini adalah lelaki bernama lengkap Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. Nama panggilannya ringkas: Mr. Bams atau Ayah Salwa. Beliau lahir di Bandung, 6 April 1974. Saat ini beliau tinggal di Perumahan Lebakwangi Asri D4 No 26 RT 04 RW 13 Desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kab. Bandung – 40379. Beliau bisa dihubungi melalui nomer telepon : 088809405468 atau email : bangpurwa@gmail.com Situs beliau yang bisa kita kulik diantaranya: Website : www.penamrbams.id Youtube : Pena Mr. Bams https://www.youtube.com/channel/UCDw-57I2kl77_hVmt9Orhjg Motto Hidup : Mengisi Hidup Penuh Hikmah Pendidikan Formal • SD : SD Negeri 3 Banjaran Kabupaten Bandung, 1986 • SMP : SMP Negeri 1 Banjaran Kabupaten Bandung, 1989 • SMA : SMA Negeri Baleendah Kabupaten Bandung, 19

MENUJU HIDUP YANG LEBIH BERMANFAAT DENGAN MENUMBUHKAN GAIRAH MENULIS

Oleh: Toto Mulyoto Resume ke-2 Gelombang: 28 Tanggal: 11 Januari 2023 Tema: Menjadikan Menulis Sebagai Passion Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. Moderator: Widya Setianingsih, S.Pd. MENUJU HIDUP YANG LEBIH BERMANFAAT DENGAN MENUMBUHKAN GAIRAH MENULIS Orang yang tidak mau menulis (atau menjadi penulis) bisa mengajukan banyak alasan. Ada yang langsung mengatakan tidak suka menulis, ada yang merasa tidak mampu menulis. Ada lagi yang merasa tidak punya ide atau tidak punya waktu untuk menulis. Bahkan ada juga yang tidak mau menulis karena tidak suka dikritik. Semua alasan itu sebenarnya bukanlah hal yang prinsip. Jika disebutkan satu saja alasan untuk menulis, tentunya alasan-alasan di atas bisa dinafikan.  Salah satu alasan untuk menulis adalah menjadikan hidup yang dijalani ini menjadi hidup yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak. Kebermanfaatan itu bisa diraih melalui kegiatan menulis. Menumbuhkan Passion Menulis Materi ke-2 dalam Kelas Belajar Menulis Nus