Oleh: Toto Mulyoto
Resume ke-3
Gelombang: 28
Tanggal: 13 Januari 2023
Tema: Gali Potensi - Ukir Prestasi
Narasumber: Aam Nurhasanah, S.Pd.
Moderator: Arofiah Afifi, S.Pd.
SEMUA (CALON) PENULIS WAJIB PAHAMI: PRESTASI BISA DICARI, POTENSI HARUS DIGALI!
Banyak orang yang ingin menjadi penulis, namun banyak yang
merasa bahwa keinginan itu hanya angan kosong belaka. Banyak juga yang merasa
tidak punya bakat dan kemampuan untuk menjadi penulis.
Nah, kabar baik bagi kita adalah setiap pribadi punya
potensi menjadi penulis! Hal ini terungkap dalam sesi ketiga Kelas Belajar Menulis
Nusantara (KBMN) angkatan 28 yang dilangsungkan Jum’at malam, 13 Januari 2023.
Narasumber Hebat
Kabar baik tersebut diungkap oleh Aam Nurhasanah, S.Pd. yang
pada malam itu bertindak sebagai narasumber.
Tentu apa yang dikatakannya bukanlah sekedar pemanis bibir
apa lagi hoaks. Sebagian kebenaran kabar baik itu terungkap lewat pengalaman
pribadinya.
Ibu muda kelahiran 12 Agustus 1988 ini telah membuktikan
sendiri betapa potensi seseorang bisa digali dan pada akhirnya akan bisa berbuah
prestasi yang membuat decak kagum dunia.
Pada awalnya, pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
mengatakan bahwa kendala yang dihadapi para penulis pemula juga dihadapinya. Perasaan
seperti enggan untuk mulai membuat tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibully,
tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, meliputi dirinya. Selain itu
ada keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di
dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja
Setelah berproses, ternyata alumni STKIP SETIA BUDHI
Rangkasbitung ini berhasil menemukan potensi-potensi dirinya kemudian
melesatkannya menjadi beragam tulisan. Sebagian diantaranya menjelma menjadi
buku-buku. Tidak kurang dari 56 buku telah dihasilkannya.
Selain itu beliau juga menjadi editor bagi para penulis
mula. Beberapa diantara mereka telah berhasil menerbitkan buku karya mereka sendiri atas bimbingan dan arahan penulis
yang aktif dan kreatif ini.
Dengan motto hidup “Ingin menulis seribu buku, selalu
berbagi dan menginspirasi negeri”, kapasitas Aam Nurhasanah, S.Pd. sebagai narasumber dalam
sesi ini memang tidak perlu diragukan lagi
Gali Potensi - Ukir Prestasi
“Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk
menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi.” Demikian dikatakan
Aam nurhasanah, SPd.Persoalan utama yang menjadi topik besar malam itu adalah
bagaimana caranya kita menggali potensi yang kita miliki.
Narasumber mengatakan bahwa untuk menggali potensi, kita bisa
mulai dengan apa yang kita sukai. Sebagai
contoh, narasumber menuturkan “…saya suka menulis maka saya menekuni dunia
tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang saya alami, atau apa
yang saya kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah
inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.” demikian katanya.
Sebagai contoh, Aam Nurhasanah menunjukkan beberapa buku
hasil tulisannya:
Buku solo pertamanya yang berjudul “Mengukir Mimpi Jadi
Penulis Hebat”, terbit bulan Agustus 2020.
Buku berisi pengalamannya mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara Angkatan 12.
Saat lulus dari KBMN 12, Aam Nurhasanah mengabdikan diri
menjadi Tim Solid Omjay dan bertugas menjadi moderator di kelas belajar menulis
dan kelas belajar bicara. Tugas ini merupakan pengalaman yang patut diceritakan.
Aam merasa sayang jika kisah ini terlewat begitu saja. Kemudian lahirlah maka
terbitlah buku solo keduanya yang berjudul “Kunci Sukses Menjadi Moderator
Online”
Terbitnya buku-buku tersebut tidak terlepas dari keuletan
Aam Nurhasanah dalam menggali potensi yang ada dalam dirinya. Salah satu cara
yang ditekuninya dalam menggali potensi diri itu adalah dengan mengikuti Kelas Belajar
Menulis Nusantara. Diakuinya pertama kali beliau mengikuti KBMN adalah pada Angkatan
ke-8. Namun pada Angkatan itu beliau belum memenuhi persyaratan untuk lulus.
Aam berusaha memupuk kembali semangatnya dan mengikuti
kembali KBMN di Angkatan ke-12. Baru pada kesempatan inilah potensinya
benar-benar mulai digali dan ditampakkan dalam bentuk buku yang berhasil
diterbitkannya.
Bagaimana menjadi produktif menulis?
Ketika sudah mulai bisa menulis, prestasi Aam Nurhasanah
melesat dengan pesat sehingga dalam waktu relatif singkat berhasil membuat 56
judul buku. Diantara peserta KBMN Angkatan 28 ada yang mempertanyakan bagaimana
bisa menjadi penulis yang produktif. Atas pertanyaan ini, narasumber memberikan
beberapa poin penting untuk difahami.
Poin pertama adalah masalah Motivasi. Bagi narasumber menjadi
penulis adalah sebuah impian yang hendak diwujudkannya. Menurutnya, mahkota
bagi seorang penulis adalah buku tulisannya. Beliau pun punya impian bahwa bku
tulisannya akan dipajang di rak display toko buku utama. Ketika beliau sudah
mulai mampu menghasilkan tulisan, beliau pun berkeinginan untuk menghasilkan 1.000
buah buku. Semua impian itu merupakan motivasi baginya dalam karir kepenulisannya.
Selain itu narasumber juga mengatakan bahwa motivasinya dalam menulis buku adalah keinginan untuk mengukir makna hidup.
Poin kedua yang disampaikannya adalah perlunya seorang
(calon) penulis untuk bekerja keras. Aam memberikan nasihat kepada para peserta
KBMN Angkatan 28 ini untuk tidak berhenti menulis. Oleh karenanya sangat
penting bagi kita untuk membagi waktu. Salah satu cara terbaik dalam membagi
waktu untuk menulis menurut beliau adalah “luangkan waktu untuk menulis jangan
menunggu waktu luang baru menulis!”
Dalam kaitan bekerja keras ini, seorang penulis harus rajin-rajin
membaca. Salah satu metode baca yang disarankannya adalah Blog Walking (BW). Terutama
di KBMN ini, ada banyak blog dan tulisan yang bisa dibaca yang akan memperkaya
diri kita. Menurutnya, “Rajin membaca akan membuatmu semakin gemuk menulis”.
Contoh lain dari kerja keras yang dilakukan narasumber
adalah rajin ikut lomba. Setidaknya ada dua kejuaraan yang beliau sebutkan
sebagai hasil dari mengikuti berbagai lomba, yaitu Juara 1 Lomba Blog PGRI dan
Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit.
Poin lain yang disebutkannya dalam rangka menjadi penulis
produktif adalah agar kita mau menuliskan pengalaman kita sendiri. Beliau mengatakan ini
karena sudah berhasil mempraktekkannya. Dua contohnya sudah disebutkan di atas.
Selain itu, dalam rangka menjaga semangat untuk menulis agar
tetap berkobar, narasumber menyarankan agar selalu menjaga “mood” (suasana
hati). Tidak dipungkiri bahwa dalam proses menulis terkadang timbul kelelahan
aau pun kebosanan. Oleh karenanya untuk menjaga “mood” disarankan untuk rehat
sejenak. Beliau mencontohkan rehat yang biasa dilakukannya antara lain dengan karaoke,
merajut atau healing tipis-tipis.
Penyemangat dan Kiat Praktis
Mendengar atau melihat kisah sukses seseorang sering
menimbulkan kesan yang salah bahwa kesuksesan itu datang begitu saja dengan mulus.
Namun pada kenyataanya kendala pasti ada di setiap waktu dan tempat. Untuk mengatasi
hal ini, Aam mengingatkan bahwa ada Allah Yang Maha Kuasa yang akan memudahkan
jalan
Demikian juga ketika ada ejekan dari kawan, atau sindiran
yang melemahkan cita-cita kita menjadi penulis, sebaiknya dihadapi dengan
senyuman saja. Sebagaimana yang pernah dialaminya, semua ejekan itu akan
dibungkam dengan prestasi yang kita torehkan di masa yang akan datang.
Narasumber juga memberikan kiat untuk memompa semangat dalam
menulis. Menurut beliau, Om Jay dijadikannya inspirator untuk mendapatkan
ide-ide yang akan dituliskannya. Sementara Bunda Kanjeng dijadikannya
motivator.
Sehubungan dengan ide-ide untuk menulis, disampaikannya
bahwa ide bisa ditimbulkan dengan
memperhatikan apa yang kita lihat, kita dengan dan kita sukai. Sebuah foto atau
gambar misalnya, sesungguhnya memuat seribu cerita, sehingga dari sebuah foto kita
akan bisa memperoleh banyak ide untuk tulisan kita.
Satu hal yang perlu dijaga adalah memiliki rasa percaya diri
sebagai penulis. Untuk bisa jadi PD, kita harus berproses, melalui berbagai
rintangan dan hambatan dalam berlatih menulis. Menjadi penulis besar tidak bisa
serta merta, sim salabim, langsung jadi. Untuk memulai, kita harus menulis
sebisanya saja dulu.
Bila batang usia kita sudah tinggi, tetap bukan alasan untuk
menyerah. dicontohkannya Bunda Kanjeng yang mulai menjadi penulis di usia yang
sudah setengah abad. Maka yang perlu diingat adalah pepatah “Better Late Than Never” (Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak Samasekali).
Akhirnya, Bu Aam mengatakan iika semangat hampir padam, hendaknya kita mengingat kembali niat awal
kita yaitu ingin berbagi melalui tulisan.
Tto
Belajar dari ibu Aam, thank admin
BalasHapusWow .. resumenya keren. Perlu belajar nih.
BalasHapusBila berkenan kunjungi tulisan saya di :
https://ragungps.blogspot.com/2023/01/menjadi-saksi-aneka-prestasi-literasi.html
Siaapp, Om!
HapusWow kren n mantap
BalasHapus