Tulisan ini merupakan ringkasan dari tulisan Mas Domo "Aku Malas Belajar Menulis Fiksi" (https://s.id/MateriSudomo)
Alasan mengapa harus menulis cerita fiksi.
- Dengan menulis fiksi, akan memudahkan guru dalam membuat soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) aspek literasi teks fiksi sebagai latihan.
- Sebagai upaya menyembuhkan dan menyembunyikan diri.
- Sebagai jalan mengeksplorasi dan menemukan passion dalam menulis.
Syarat-syarat agar bisa menulis fiksi
Syarat pertama agar bisa menulis fiksi adalah komitmen dan
niat kuat untuk menulis.
Syarat kedua: kemauan dan kemampuan melakukan riset agarenulis
dapat dengan mudah menulis cerita. Misalnya, terkait setting tempat. Kalau kita
riset melalui literatur atau lapangan, kita akan bisa menulis tempat dengan
detail.
Syarat ketiga: membaca karya fiksi orang lain untuk
memperoleh gambaran tentang teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa
kata.
Syarat-syarat lainnya: menguasai PUEBI dan KBBI, menjaga
konsistensi menulis, dan memahami dasar-dasar menulis fiksi.
Dasar-dasar menulis fiksi
a. Bentuk-bentuk cerita fiksi meliputi cerpen, novelet, novela, dan novel. bentuk-bentuk lainnya, yaitu fiksimini, flash fiction, dan pentigraf. perbedaan semuanya, yaitu tergantung pada jumlah kata.
b. Unsur-unsur pembangun cerita fiksi.
Unsur pembangun cerita fiksi yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan premis.
"Premis itu adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Premis ini akan memudahkan dalam mengembangkan cerita. Unsur premis, yaitu karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi."
Contoh: “Seorang penyihir cilik yang harus berjuang menaklukkan penyihir jahat demi ketenangan dunia.” adalah premis cerita film "Harry Potter"
Tips menulis fiksi.
- Niat untuk menulis, yaitu motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.
- Membaca karya fiksi orang lain sebagai referensi.
- Ide dan genre cerita.Ide bisa ditemukan melalui imajinasi dan mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Genre cerita, disarankan untuk memilih yang disukai dan dikuasai.
- Membuat outline atau kerangka cerita berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Tujuannya adalah agar cerita tidak melebar ke mana-mana.
- Mulai menulis ide yang ada. Poin ini meliputi: membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca, menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh, menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi, memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi), dan membuat ending yang baik.
- Jangan lupa melakukan swasunting sebelum tulisan diterbitkan.
Komentar
Posting Komentar