Aku udah ngomong kan, bahwa petugas JNE melayani dengan ramah sigap. Nah, kejadiannya tuh, waktu aku sering ke kantor JNE di dekat rumahku, di Jl. Karang Satria, Kampung Cerewed, Bekasi. Ada dua petugas di sana. Ada yang Perempuan, ada yang lelaki. Biasanya aku minta dilayani yang lelaki, kalau dia lagi ga sibuk. Soalnya, orangnya sigap, ramah dan … bisa bercanda. Suatu waktu, aku mampir hendak mengirimkan buku. Saat tiba giliranku, seperti biasa, aku ditanyakan tentang isi paket yang kukirim. Tentu aku jawab buku. Nah, dia terus bilang, “Oh,kosmetika ya, Pak. Sebentar saya input, ya…”. Tentu saja aku agak protes, sambil mengeraskan suara aku bilang, “Buku, bro. ini paket buku…!” Eh terus saja dia bilang, “Oh, OK Pak. Sudah saya input kosmetika, ya…” Tak lama kemudian dia mencetak resi sambil menyampaikan biaya yang harus kubayar. Setelah membayar, aku cek tanda terimanya. Kupikir akan kutemukan tulisan kosmetika sebagai isi paket. Tapi ternyata dia memang tulis buku sesuai inf
Dulu, sekitar tahun 80an - 90an aku hanya mengenal TiKi (Titipan Kilat). Sering kulihat iklannya di majalah atau koran yang kubaca. Iklan TiKi yang kubaca di sebuah majalah bulanan (Juli 1984) Tak dinyana di tahun 2020an, terutama semenjak pandemi, aku berkenalan dengan JNE yang ternyata masih memiliki akar yang sama dengan TiKi. Sekarang ini nampaknya memang bukan zamannya lagi beriklan di media cetak. JNE sudah punya akun-akun medsos yang bisa jadi media iklan. Ada IG, ada Tiktok, Ada Twitter, eh, udah jadi "X",,, Tangkapan layar IG JNE...follower hampir 2 juta! Mantaps! Partner Dalam Pengiriman Barang Interaksiku yang langsung, ternyata oh ternyata, adalah dengan JNE, bukan dengan TiKi. Aku menggunakan jasanya bukan hanya untuk mengirim barang-barang. Tetapi kami sekeluarga juga menerima kiriman barang via JNE. Soal mengirim barang itu ceritanya begini: Di masa pandemi istriku mencari tambahan penghasilan dengan menjadi penyalur buku dan ramuan herbal. Pembelinya keb